Jumat, 25 Februari 2011

Solo Carnaval Ecocultural City (SCEC)

Solo Carnaval Ecocultural City (SCEC)


(Minggu) Puluhan ribu warga menyemut di sepanjang Jl Slamet Riyadi hingga Jl Jenderal Sudirman Solo, sejak sekitar pukul 13.00 WIB. Mereka tampak begitu antusias untuk menyaksikan penyelenggaraan karnaval bertajuk Solo Carnaval Ecocultural City (SCEC) yang diselenggarakan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo bekerja sama dengan sejumlah pihak.

Rute karnaval mulai dari Lapangan Kota Barat menuju Halaman Balaikota Solo.



Kawasan depan Taman Sriwedari, bahkan menjadi lokasi yang paling padat didatangi warga dari berbagai kalangan, hingga wisatawan mancanegara. Sebab di lokasi itulah, dua alat transportasi massal baru, yakni railbus dan bus tingkat wisata, disiapkan untuk diperkenalkan kepada masyarakat



        


Mungkin masih ingat...dengan  nostalgia bus tingkat 80"-an ? yang bayarnya ga lebih Rp 25,,Rp50..terakhir Rp 1000,00 buat anak sekul diskon 50% plus karcisnya. Mana busnya "menyemut" berangkat sekul subuh-subuh..biar nyampai ga telat.Anak sekolah sekarang mau gak ya...seperti dulu? gak telat,bangun pagi. hmm.

Rombongan peserta karnaval bertema Solo Sejuk Sejahtera itu dipimpin langsung oleh Walikota Solo, Joko Widodo. Di barisan paling depan, Walikota mengendalikan sendiri kuda yang menarik kereta kencana yang dinaikinya bersama Wakil Walikota, FX Hadi Rudyatmo dan Wakil Menteri Perhubungan (Wamenhub) RI, Bambang Susantono.

Perjalanan dari Lapangan Kota Barat dimulai sekitar pukul 14.00 WIB. Masyarakat pun segera disuguhi tontonan menarik dari ratusan peserta karnaval yang menghadirkan berbagai atraksi dan kostum unik dengan tema-tema ekologi lingkungan hidup, di antaranya air, taman atau tanaman, sawah, hutan, lengkap dengan keanekaragaman jenis flora dan fauna yang ada di dalamnya.
Pada barisan pertama diisi dengan penampilan dari beberapa kelompok jathilan yang dipersembahkan oleh sejumlah komunitas kesenian di tingkat kelurahan, disusul dengan kelompok seni Reog Ponorogo dan musik kenthongan. Suasana semakin semarak dengan penampilan sejumlah kelompok siswa dari beberapa sekolah yang mengenakan kostum ikan, nelayan, bunga teratai dan penari angsa.
Di belakangnya, tampil pula beberapa kelompok yang menghadirkan suasana ekologi di taman seperti bunga, juga petani yang membawa peraga, hingga memedi (orang-orangan) sawah dan wayang padi. Kelompok berikutnya menghadirkan nuansa hutan dengan menampilkan berbagai kostum merak, kijang, wanoro (kera), gunung, hingga manusia pohon dan penari jatayu.
Di antara mereka, terlihat pula partisipan dari beberapa kabupaten di sekitar Kota Solo dengan membawakan kesenian ciri khas daerah masing-masing, seperti Kabupaten Karanganyar yang menyuguhkan kesenian lesung, Kabupaten Boyolali yang menyajikan kesenian topeng ireng dan sebagainya.
Sekitar pukul 15.00 WIB, rombongan kereta kencana Walikota tiba di depan Pelataran Taman Sriwedari. Setelah doa yang dipimpin oleh Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kantor Solo, Ahmad Nasirin, Walikota pun segera menghela kereta kencananya untuk menarik kain berwarna putih yang menutupi seluruh bodi railbus dan bus tingkat wisata.

 Bus tingkat wisata itu pun diberi nama Batik Keris.


Dibukanya kain penutup itu, sekaligus sebagai tanda diluncurkannya kedua alat transportasi massal tersebut. Hujan deras yang sora itu sempat beberapa kali mengguyur Kota Solo, tak mampu menyurutkan antusias masyarakat maupun semangat para peserta untuk melanjutkan perjalanan mereka hingga tiba di halaman balaikota.
Pada kelompok terakhir, terlihat penampilan dari Komunitas Desa Budaya Solo yang merupakan kelompok peduli sampah. Sedikitnya ada 30 orang yang masuk dalam kelompok tersebut. Di kepala mereka, terpasang keranjang-keranjang sampah. Salah seorang dari mereka melakukan gerakan-gerakan tari yang menggambarkan sebagai tukang sapu yang membersihkan sampah-sampah kota. Mereka bahkan memberikan sebatang sapu lidi yang diberi nama sapu budaya kepada Walikota.
Walikota Solo, Joko Widodo mengemukakan karnaval tersebut merupakan salah satu upaya Pemkot untuk mengkampanyekan program pembangunan Kota Solo yang kini tengah digencarkan, yakni Ecocultural City
“Melalui karnaval ini, kami memperkenalkan konsep pembangunan Pemkot selama kurun waktu lima tahun ke depan, Ecocultural City dan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam merealisasikannya,” ungkap Walikota ketika ditemui wartawan di sela-sela karnaval, Minggu.

Sementara itu, Wamenhub berharap dengan diluncurkannya railbus dan bus tingkat wisata, Kota Solo dapat menjadi salah satu kota referensi penggunaan alat transportasi massal bagi kota-kota lainnya di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar